Selasa, 05 November 2019

Perpustakaan Digital Dongkrak Jumlah Pembaca

KOMPAS/NIKSON SINAGA----Mahasiswa menikmati layakan perpustakaan digital di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Medan, Jumat (2/11/2018). Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-11 di Hotel Four Points, Medan, Selasa hingga Jumat (6-9/11/2018).

Perpustakaan digital terus berkembang hingga ke daerah-daerah. Sebagai contoh, Perpustakaan Digital Universitas Sumatera Utara kini dikunjungi lebih dari 32 juta pembaca per tahun, jauh lebih tinggi dari pengunjung koleksi cetak di perpustakaan itu yang hanya 1,2 juta pembaca per tahun.

Akan tetapi, perpustakaan digital di Indonesia saat ini terkendala minimnya produksi buku elektronik dalam negeri. Ini membuat koleksi perpustakaan didominasi jurnal elektronik dan buku elektronik terbitan luar negeri.

“Penerbit buku di Indonesia masih sangat lambat bertransformasi untuk memproduksi buku digital. Sebagian besar buku dalam negeri hanya diterbitkan dalam versi cetak,” kata Kepala Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) Jonner Hasugian, di Perpustakaan USU, Medan, Jumat (2/11/2018).

Jonner mengatakan, hal tersebut akan menjadi salah satu topik pembahasan dalam Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-11 di Hotel Four Points, Medan, Selasa hingga Jumat (6-9/11/2018). Konferensi itu akan dihadiri Perpustakaan Nasional RI, pemerintah, pengelola perpustakaan, pustakawan, akademisi, penerbit, perusahaan penyedia informasi.

KOMPAS/NIKSON SINAGA----Kepala Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Jonner Hasugian (tengah) menyampaikan perkembangan perpustakaan digital di Indonesia, di Perpustakaan USU, Medan, Jumat (2/11/2018). Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-11 di Hotel Four Points, Medan, Selasa hingga Jumat (6-9/11/2018).

Jonner yang juga Ketua Panitia Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-11, mengatakan, pengembangan perpustakaan di Indonesia saat ini mengarah pada pembangunan perpustakaan digital. Meskipun masih banyak tantangan, perpustakaan digital terus bertumbuh karena perpustakaan ini membuat para pembaca lebih mudah mengakses buku, operasional perpustakaan lebih efisien, koleksi buku maupun jurnal lebih banyak.

Jonner mengatakan, Perpustakaan USU saat ini lebih berfokus mengembangkan perpustakaan digital. Setiap tahun, mereka mengalokasikan Rp 4 miliar untuk biaya langganan jurnal internasional maupun nasional. “Kalau dihitung berdasarkan jumlah jurnal yang diunduh pembaca, biaya langganan itu sangat murah,” kata Jonner.

Jonner mengatakan, sebelum mereka berlangganan jurnal elektronik, jurnal internasional terbitan Amerika Serikat baru bisa dibaca di perpustakaan tersebut dua hingga tiga bulan setelah terbit karena jurnal cetak harus dikirim via angkutan laut. “Kini, begitu dirilis di Amerika Serikat, jurnal bisa langsung dibaca di Perpustakaan USU,” kata Jonner.

Menurut Jonner, peningkatan jumlah buku elektronik di perpustakaan digital tidak secepat peningkatan jumlah jurnal elektronik. Sebagian besar penerbit buku di Indonesia belum memproduksi buku digital. “Kami kan tidak bisa membuat buku tersebut menjadi digital karena itu menyangkut hak cipta,” kata Jonner.

KOMPAS/NIKSON SINAGA---Mahasiswa menikmati layakan perpustakaan digital di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Medan, Jumat (2/11/2018). Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-11 di Hotel Four Points, Medan, Selasa hingga Jumat (6-9/11/2018).

Berbeda dengan penerbit dalam negeri, penerbit-penerbit internasional justru semakin gencar memproduksi buku digital seperti penerbit McGraw-Hill dan John Wiley & Sons. Ini membuat buku-buku digital di Perpustakaan Digital USU sebagian besar merupakan koleksi buku dari luar negeri.

Menurut Jonner, operasional perpustakaan juga semakin hemat. Untuk mengelola 635.000 eksemplar koleksi buku dan jurnal cetak mereka, perpustakaan tersebut harus mempekerjakan 98 orang staf. Sementara, perpustakaan digital dengan jumlah buku yang lebih banyak hanya dikelola oleh empat staf saja.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Perpustakaan USU Rasiman mengatakan, mereka juga terus mendampingi kabupaten dan kota di Sumut untuk membangun perpustakaan digital. Menurut Rasiman, perpustakaan digital merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan literasi di tengah keterbatasan buku di daerah-daerah.

Oleh   NIKSON SINAGA

Sumber: Kompas, 3 November 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar